Perbaikan Jiwa dan Budi
Setiap
manusia tentunya pernah merasa tidak sehat secara batin, atau ada sesuatu yang
dirasa menyakitkan pada jiwanya. Entah itu karena akhlaknya yang tak sejalan
dengan ajaran atau mungkin karena perilaku orang lain. Manusia memiliki
kualitas keimanan yang berbeda setiap harinya. Kadang dekat dengan Allah,
kadang menjauh dari-Nya. Maka, perlunya perbaikan diri setiap hari dalam hidup
kita. Salah satunya dengan memperbaiki akhlak. Namun itu tak kan berjalan jika
tidak dibarengi perbaikan jiwa dan budi pekerti sebagai bagian dari
terbentuknya akhlak yang baik.
Allah
SWT menyediakan segala yang kita butuhkan, termasuk cara memperbaiki diri kita,
yaitu adanya bulan Ramadhan yang dapat membantu memperbaiki dan merawat jiwa
dan budi kita menuju kesucian. Memperbaiki jiwa dan budi adalah menuju
keseimbangan diri dari sifat dasar manusia yaitu, akal, hawa nafsu, dan amarah
dan menyalurkannya pada perilaku yang baik.
Memperbaiki
budi dapat dimulai dengan menghindarkan diri dari kebiasaan buruk dan
bersungguh-sungguh membiasakan perilaku baik. Dalam Kitab Ihya, budi pekerti
adalah suatu naluri asli dalam jiwa manusia, yang dapat melahirkan suatu
tindakan dan kelakuan dengan gampang dan mudah tanpa rekaan pikiran.
Memperbaiki
jiwa dan budi berarti memperbaiki diri secara keseluruhan dalam hal akhlak. Perbaikan diri hendaknya mengarah
kepada kesuksesan dan kejayaan hidup sesuai dengan perspektif Al
Qur’an. Bila kita rujuk surah Al Hajj: 77, maka Allah memberikan gambaran bahwa
kesuksesan itu dapat diraih melalui dua pilar kegiatan, yaitu dengan meningkatkan
hubungan dengan Allah SWT melalui serangkaian ibadah yang berkualitas dan
meningkatkan beramal baik, yang berorientasi pada kemaslahatan hidup dan
kehidupan ummat.
Dengan mengacu kepada kedua pilar
itu arah kejayaan hidup menjadi sangat terang dan jelas, dan langkah-langkah
perbaikan diri dapat dikembangkan berdasarkan kedua pilar tersebut dalam rangka
mempersiapkan diri meraih kesuksesan dan kejayaan. Langkah-langkah perbaikan
diri tersebut meliputi:
Perbaikan
Ruhiyah, yang penting
dilakukan untuk meningkatkan pengendalian diri (nafsu) menghadapi segala
rangsangan kehidupan dunia yang menggiurkan maupun ancaman kehidupan yang
mengguncangkan. Inti perbaikan ruhiyah adalah meningkatnya hubungan dengan
Allah SWT melalui serangkaian kegiatan hati, lisan dan amal perbuatan. Dengan
meningkatknya hubungan dengan Allah SWT, maka akan didapatkan banyak hal
positif:
- Kemudahan mendapat ilmu (QS 2:282)
- Kemudahan menganalisis segala fenomena kehidupan (QS 8:29)
- Kemudahan menemukan pemecahan masalah (QS 65:4)
- Kemudahan mendapatkan jalan keluar (QS 65:2)
- Kemudahan mendapatkan fasilitas kehidupan (QS 65:3)
- Keberkahan hidup (QS 7:172)
- Ketenteraman hati. (QS 13)
Perbaikan
ruhiyah dalam perspektif tazkiyatunnafs Imam Ghazali mengikuti
urut-urutan sebagai berikut:
Muroqobah : jiwa yang selalu
merasa diawasi oleh Allah SWT sehingga ia selalu takut berbuat segala sesuatu
yang menimbulkan kemarahanNya.
Muhasabah : jiwa yang selalu memperhitungkan
dan mempertimbangkan segala amalannya dalam perspektif kehidupan akhirat
Mu’aqobah : jiwa yang selalu menghukum
dirinya apabila terlanjur khilaf berbuat Maksiyat (salah).
Mujahadah : jiwa yang selalu
sungguh-sungguh dalam beramal ibadah.
Perbaikan Tsaqofiyah, yaitu
peningkatan
kualitas diri seseorang sejajar dengan keluasan wawasan dan kedalaman ilmu
pengetahuan yang dikuasainya. Rasulullah SAW mewajibkan kaum muslimin untuk menuntut
ilmu sepanjang hayat, belajar tiada henti.
Akhlak erat kaitannya dengan jiwa dan budi pekerti.
Dalam Islam, jiwa dan budi haruslah dirawat dan dijaga agar mampu mencerminkan
akhlak yang baik dengan sesama muslim. Memperbaikinya dengan ikhlas dan bersungguh-sungguh
dapat mengantarkan pada kesempurnaan akhlak.
Amien.
(Bagi yang ingin men-copy ini untuk kebutuhan tugas kuliah, mohon disertakan kredit atau alamat blog ini)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Please, give me your comment after you read it!.